Halloween? say no!
Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 31 Oktober
merupakan perayaan halloween yang sudah diadakan bertahun-tahun lamanya oleh
masyarakat Barat, Amerika, dan mungkin beberapa wilayah di belahan bumi
lainnya. Tak mau ketinggalan beberapa kalangan masyarakat Indonesia merayakan
hari tersebut. Ada yang mengaku ikut-ikutan, asyik-asyikan, ada juga yang
mungkin memang serius mengikutinya, atau ada juga yang gak mau dibilang kuper
(alias: kurang pergaulan) gara-gara tidak ikut perayaan tersebut. lantas bagaimana islam menanggapinya? mari simak pembahasannya..
Dilihat dari
sejarahnya, jelas tidak ada unsur Islami di dalamnya. Sebelum membahas hukum
perayaan halloween bagi umat Islam, lebih baik kita kaji dulu sejarahnya,
mungkin aja gitu ada unsur Islam sedikit jadi orang Islam yang merayakan tidak
perlu mengkhawatirkan iman dan akidahnya, hehe J J, tapi dilihat dari cara dan
hal-hal yang ada dalam perayaan halloween kayaknya sih tidak ada unsur Islam
sama sekali dan Rasulullah tidak pernah mencontohkan, pun para wali dan ulama
zaman dulu. Daripada menebak-nebak kita simak deh apa itu hallowen dan
sejarahnya.
Apa sih Halloween itu?
Halloween atau Hallowe’en adalah tradisi perayaan
malam tanggal 31 Oktober, dan terutama dirayakan di Amerika Serikat. Tradisi
ini berasal dari Irlandia, dan dibawa oleh orang Irlandia yang beremigrasi ke
Amerika Utara. Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan
berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat
sambil berkata “Trick or treat!” Ucapan tersebut adalah semacam “ancaman” yang
berarti “Beri kami (permen) atau kami jahili.” Di zaman sekarang, anak-anak
biasanya tidak lagi menjahili rumah orang yang tidak memberi apa-apa. Sebagian
anak-anak masih menjahili rumah orang yang pelit dengan cara menghiasi pohon di
depan rumah mereka dengan tisu toilet atau menulisi jendela dengan sabun.
Halloween identik dengan setan, penyihir, hantu goblin dan makhluk-makhluk
menyeramkan dari kebudayaan Barat.
Sejarah Halloween
Halloween berasal dari festival Samhain (dari bahasa
Irlandia Kuno samain) yang dirayakan orang Kelt zaman kuno. Festival Samhain
merupakan perayaan akhir musim panen dalam kebudayaan orang Gael, dan
kadang-kadang disebut “Tahun Baru Kelt”. Orang Kelt yang menganut paganisme
secara turun temurun menggunakan kesempatan festival untuk menyembelih hewan
ternak dan menimbun makanan untuk persiapan musim dingin. Bangsa Gael kuno
percaya bahwa tanggal 31 Oktober, pembatas dunia orang mati dan dunia orang
hidup menjadi terbuka. Orang mati membahayakan orang hidup dengan membawa
penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival, orang Gael
menyalakan api unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang mereka
sembelih. Orang Gael mengenakan kostum dan topeng untuk berpura-pura sebagai
arwah jahat atau berusaha berdamai dengan mereka.
Halloween merupakan kependekan dari All Hallows’
Even (eve dan even sama-sama berarti petang/malam) yang berarti malam sebelum
hari raya All Hallow yang sekarang disebut Hari Raya Semua Orang Kudus (All
Saints Holy Day). Huruf “n” di akhir kata Halloween berasal dari kata even.
Pada zaman dulu, tanggal 1 November dipakai sebagai hari festival keagaamaan di
berbagai tradisi paganisme Eropa[3] hingga Paus Gregorius III dan Paus
Gregorius IV memindahkan perayaan All Saints’ Day menurut kalender santo dari
tanggal 13 Mei ke tanggal 1 November. Tanggal 13 Mei dulunya dirayakan sebagai
hari raya paganisme untuk festival Lemuria.
Hari Raya Semua Orang Kudus ditentukan misionaris
Kristen bertepatan dengan hari raya pagan dengan alasan ingin orang pagan
mempercayai agama Kristen. Hari Para Arwah (Day of the Dead) yang merayakan
kedatangan arwah sanak keluarga dan kerabat kembali ke bumi sampai sekarang
masih diperingati di beberapa negara seperti di Brazil, Meksiko, China dan
Filipina.
Gimana sih hukumnya??
Nah setelah tahu sejarahnya, masih berpikir ada
unsur Islamnya atau yakin bahwa tidak ada Islam di dalamnya? Kita bisa
menyimpulkan sendiri bahwa Halloween merupakan perayaan orang paganisme dan
merupakan salah satu misi Kristen dalam menyebarkan agamanya dan itu berarti
ketika kita mengikuti perayaan agama lain maka kita telah mengikuti mereka
sedangkan sudah jelas dalam hadits Rasulullah bersabda :
“ Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia
termasuk kaum tersebut.” (al-Hadits)
Maukah kita digolongkan menjadi golongan yang bukan
Islam? Naudzubillah.
Dalam hal merayakan hari besar agama lain, ini bukan
hanya sekedar berbicara tetang muamalah, tetapi sudah masuk kepada akidah
karena sesuai dengan hadits di atasa dan ayat:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (pemimpin-pemimpinmu);
sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa
diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk
golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim.” (QS. Al Maidah (5) : 51).
Maka sudah jelas ketika kita mengikuti mereka sama
saja dengan menjadikan mereka pemimpin dari perbuatan kita dan akan digolongkan
menjadi golongan mereka. Sekali lagi Naudzubillah.
Adapun orang yang berkilah bahwa saya hanya
ikut-ikutan tanpa bermaksud menyerupai mereka Allah pun menjawabnya degan
berfirman:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Isra’ (17):
36).
Sudah jelas bahwa Allah melarang keras kita untuk
mengikuti budaya orang-oramg kafir baik disertai alasan hanya iseng tanpa ada
pengetahuan tentang perayaa tersebut atau malah sengaja mengikutinya. Karen
batasan akidah sudah jelas seperti yang terdapat dalam Q.S. Al-Kafirun: 4-6
“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”.
Untuk halloween sendiri yang identik dengan perkara
syetan dan antek-anteknya walaupun maknanya adalah “berdamai” dengan arwah
jahat, dengan menyerupai syetan maka kita telah “mengagungkan syetan dan
sejenisnya”. Padahal Allah saja lebih memuliakan kita sebagai manusia apalagi
seorang muslim sehingga Allah meminta penduduk syurga bersujud kepada Adam yang
seorang manusia, semuanya sujud kecuali iblis yang mana menyombongkan diri.
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para
malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia
enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.”
(Al-Baqarah: 34).”
Dan jangan lupa bahwa iblis balas dendam kepada
manusia dengan cara menyesatkan manusia.
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau
yang lurus,” (Al-A’raf :16)
Dan siapa yang bisa mengira bahwa perayaan ini
merupakan tipu daya syetan sedangkan Allah menyuruh kita agar tidak mengikuti
langkah-langkah syetan karena sesungguhnya syetan adalah musuh yang nyata bagi
manusia. Ketika kita mengikuti langkang syetan maka kita sedang membuat mereka
tertawa.
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat
ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari
surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada
keduanya ‘auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan
suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak
beriman.” (Al-A’raf: 27).
Tidak ada masalah jika orang-orang yang mengikutinya
bukanlah dari orang-orang yang mengaku Islam karena mungkin agama mereka tidak
mengatur perihal tersebut atau bahkan menjadi pelopor perayaan yang tidak
dibenarkan Islam, tapi nyatanya di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam
ini, banyak yang merayakan pesta halloween baik dengan alasan ikut-ikutan atau
alasan benar-benar ingin mengikutinya. Semoga kita selalu diberikan Hidayah
oleh Allah sehingga berada dalam koridor yang benar dan mengamalkan Islam
dengan sebenar-benarnya. aamiin
Wallahualam bisawab
Sumber:
http://www.dakwatuna.com/2009/03/2016/larangan-berhubungan-dengan-jin-2/#ixzz2BnkytcPI
No comments:
Post a Comment